Dalam kehidupan sehari hari mungkin Anda pernah mendengar istilah ekonomi deflasi. Menurut Wikipedia deflasi adalah suatu periode di mana harga-harga secara umum jatuh dan nilai uang bertambah.
Deflasi adalah kebalikan dari inflasi. Bila inflasi terjadi akibat banyaknya jumlah uang yang beredar di masyarakat, maka deflasi terjadi karena kurangnya jumlah uang yang beredar. Salah satu cara menanggulangi deflasi adalah dengan menurunkan tingkat suku bunga.
Pada masa kuliah dulu, bagi Anda yang belajar tentang ekonomi, tentu saja istilah deflasi bukanlah sesuatu yang asing bagi Anda. Tingkat deflasi berkaitan erat dengan kondisi perekonomian suatu negara yang mempengaruhi dan berdampak terhadap kehidupan masyarakat negara tersebut.
Bisa di pahami bahwa makna deflasi sebagai kondisi penurunan harga secara terus terus-menerus dalam suatu periode tertentu. Deflasi terjadi karena jumlah uang yang beredar di masyarakat sangat terbatas sehingga menyebabkan penurunan daya beli msyarakt yang secara besar-besaran.
Sebagian orang berpendapat bahwa deflasi bisa lebih memberikan manfaat positif karena bisa memenuhi kebutuhan hidup dengan harga relatif lebih murah karena penurunan harga dan nilai mata uang meningkat. Pendapat tersebut tidak sepenuhnya benar karena akan mengacaukan kondisi perekeonomian suatu negara.
Jadi, pemerintah harus membatasi tingkat deflasi suatu negara supaya tidak terjadi gejolak ekonomi yang tidak menguntungkan bagi masyarakat.
Untuk lebih memahami apa itu inflasi dan deflasi ada baiknya jika terlebih dahulu Anda memahami pengertian deflasi dengan lebih mendalam agar mengetahui dampak deflasi bagi kehidupan Anda.
Deflasi adalah sebuah situasi dimana harga barang mengalami penurunan secara terus-menerus dalam periode tertentu. Selain harga barang yang turun, biasanya deflasi juga akan diikuti oleh menurunnya upah tenaga kerja.
Ibu rumah tangga pada umumnya senang ketika mendengar harga bahan pokok turun. Terutama ketika memasuki hari raya dan tahun baru. Tapi Anda jangan senang dulu, bagaimana penurunan harga terjadi terus menerus dan harga bahan pokok mengalami penurunan harga dalam jangka panjang? Disitulah masalah deflasi timbul dan membahayakan perekonomian.
Mengapa demikian? karena jika harga turun tentu saja akan berdampak terhadap menurunnya upah pekerja. Dimana artinya ketika upah menurun peghasilan juga akan berkurang.
Resesi adalah suatu keadaan yang tidak dapat dipisahkan dari deflasi. Ketika terjadi resesi ekonomi atau depresi yang parah, perekonomian juga akan turut melambat karena permintaan atas konsumsi dan investasi yang anjlok.
Jika hal ini terjadi, konsumen dan investor akan memilih untuk melikuidasi uang mereka guna menghindari kerugian finansial lebih parah. Logikanya untuk menggambarkan situasi resedi adalah, untuk apa Anda harus membelanjakan uang Rp100.000 saat ini jika besok hari Anda bisa membeli banyak produk dan kebutuhan yang bisa Anda dapatkan dengan uang tersebut.
Ada beberapa hal yang bisa menyebabkann deflasi. Anda dapat mempelajarinya disini.
Terjadi produksi barang sejenis secara massif Dalam berbagai situasi, dengan alasan persaingan, biasanya perusahaan akan memproduksi produk yang sama atau sejenis dengan yang dihasilkan perusahaan lain untuk merebut pangsa pasar. Sehingga terjadilah perang harga demi memenangkan persaingan.
Turunnya permintaan hasil produksi Banyaknya produk yang dihasilkan oleh perusahaan tertentu tidak dibarengi dengan penghitungan jumlah hasil produksi atau kebutuhan pasar. seingga terjadi over supply. Sebaiknya produsen memproduksi barang sesuai dengan permintaan pasar untuk menyiasati deflasi.
Jumlah uang yang beredar terbatas Mungkin Anda tidak menyadari jika turunnya jumlah uang yang beredar dapat menyebabkan deflasi. Ini bisa terjadi karena banyak orang ingin mendapatkan bunga simpanan tinggi yang ditawarkan bank atau perusahaan investasi dan keuangan lainnya sehingga masyarakat akan menyimpan uangnya di bank dan pada akhirnya peredaran uang akan terbatas dan bahkan menjadi langka dan berkurang.
Meningkatnya persediaan barang yang ditawarkan Meningkatnya jumlah permintaan akan produk tertentu di pasar menyebabkan produksi barang meningkatkan meskipun terkadang berbanding terbalik dengan fakta yang sebenarnya. Penghitungan dan orientasi yang tepat turut menyumbang terjadinya deflasi, produsen tidak lagi memikirkan jumlah permintaan barang tersebut. Permintaan yang menurun terhadap suatu produk akan membuat produsen memikirkan cara menghabiskan barang jualan yang sudah di produksi.
Tak jauh berbeda degan cara mengukur inflasi, Indeks Harga Konsumen (IHK) menjadi salah indikator yang juga digunakan untuk mengukur tingkat deflasi. Secara teknis, suatu keadaan dikatakan deflasi jika tingkat inflasi turun di bawah 0%.
Berkaitan dengan Indeks Harga Konsumen (IHK), penurunan belanja masyarakat dapat menjadi salah satu sumber deflasi. Misalnya masalah penurunan jumlah pendapatan yang dibelanjakan serta penurunan kepercayaan konsumen terhadap masa depankeuangannya.
Deflasi lebih buruk daripada inflasi. Ketika deflasi terjadi, hal yang dapat dilakukan oleh pemerintah adalah menurunkan suku bunga hingga angka nol. Dengan demikian, pemerintah harus mencari cara lain untuk mengatasi deflasi. Jika tidak diatasi segera, negara akan mengalami kekurangan likuiditas.
Berikut ini adalah beberapa dampak yang timbul jika terjadi deflasi:
Tingkat pengangguran yang tinggi berpotensi terjadi pada saat deflasi. Ini disebabkan karena perlambatan produksi perusahaan untuk mengakomodasi permintaan atas suatu produk yang semakin rendah. Dengan demikian perusahaan akan melakukan efisiensi atau PHK. Jika sudah di PHK, karyawan tersebut sulit mendapatkan pekerjaan baru karena hal yang sama juga terjadi di perusahaan lain di tengah masa resesi yang berlangsung.
Jika terjadi resesi ekonomi akibat dari adanya deflasi, secara automatis akan meningkatkan jumlah Kredit bermasalah sehingga terjadi kredit macet akibat dari gagal bayar atas kewajiban kredit. Ini bisa saja terjadi karena tingginya angka pengangguran dan lemahnya daya beli. Jika kredit macet meningkat, sektor keuangan seperti bank akan kekurangan likuiditas sehingga berpotensi rugi.
Likuiditas ibarat darahnya perbankan. Jika sebuah lembaga keuangan mengalami kekurangan likuiditas, akan berdampak buruk pada kemampuan bayarnya kepada masyarakat. Likuiditas tersebut sangat dibutuhkan dalam proses pengurangan pasokan kredit. Pada masa sekarang ini pemerintah sangat hati hati menjadi tingkat likuiditas perbankan dan bank di Indonesia di awasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Penurunan tarif pajak adalah salah satu cara untuk merangsang pengeluaran. Namun, jika kebijakan ini di lakukan terus menerus dalam jangka panjang tentu akan mengakibatkan pemerintah sulit untuk beroperasi dalam kapasitas penuh. Layanan umum kepada masyarakat akan berkurang karena kemampuan bayar pemerintah juga berkurang.
BACA JUGA