Cara Menghitung Net Present Value (NPV)

Apa Yang Di Maksud Dengan Net Present Value (NPV)?

Net present value (NPV) adalah perbedaan antara nilai sekarang arus kas masuk dan nilai sekarang arus kas keluar selama periode waktu tertentu. NPV lazim digunakan dalam penganggaran modal dan perencanaan investasi untuk menganalisis profitabilitas proyek atau investasi yang diproyeksikan.

NPV bisa sangat berguna untuk analisis keuangan dan pemodelan keuangan ketika menentukan nilai investasi (perusahaan, proyek, penghematan biaya, dll). Dalam kebanyakan kasus, seorang analis keuangan perlu menghitung nilai sekarang dari arus kas, bukan hanya satu arus kas saja.

Berikut rumaus untuk menghitung NPV:

\(NPV = \sum_{t-1}^{n}\frac{Ct}{(1+i){^t}} \)

\( {Ct} = \textrm{Net cash inflow-outflows selama periode} \) \( {t} \)

\({i} = \textrm {Suku bunga atau tingkat diskon atau pengembalian }\)
\( \textrm {yang dapat diperoleh dalam investasi}\)

\({t} = \textrm {Periode atau jangka waktu}\)

Net Present Value (NPV) merepresentasikan Net Constant Value, dengan NPV profitabilitas organisasi dapat dengan mudah dihitung. Ini merupakan salah satu cara yang sangat bermanfaat untuk penganggaran modal kerja dalam menentukan apakah suatu proyek atau investasi akan menguntungkan atau tidak.

Dalam periode tertentu, perbedaan antara nilai sekarang dari arus kas keluar dan nilai sekarang dari masuk harus di periksa. Biasanya dalam periode satu tahun, setengah tahun, atau seperempat tahun. Investasi sebaiknya dilakukan ketika nilai NPV positif. Dengan Net Present Value yang positif, pendapatan yang diharapkan akan lebih tinggi dari biaya yang diharapkan.

Net Present Value juga dapat digambarkan sebagai selisih jumlah ‘antara arus kas masuk dan arus keluar). Perbandingan dibuat dengan nilai investasi saat ini dan nilai masa depan yang akan dihasilkannya. Selain itu, inflasi dan pengembalian investasi juga diperhitungkan. NPV kemudian ditentukan dengan menghitung biaya dan keuntungan untuk setiap periode investasi. Secara teori, ketika organisasi melakukan investasi dan berusaha untuk mendapatkan NPV positif.

Namun dalam praktiknya, sering terjadi hanya investasi atau proyek yang telah dihitung memiliki NPV tinggi, yang mendapatkan hasil positif. Apapun itu, NPV digunakan sebagai bagian dari analisis DCF (Discount Cash Flow), untuk menentukan investasi proyek jangka panjang, misalnya dengan pengambilalihan atau penggabungan.

NPV positif menunjukkan bahwa penghasilan yang diproyeksikan dihasilkan oleh suatu proyek atau investasi - dalam uang sekarang - melebihi biaya yang diantisipasi. Diasumsikan bahwa investasi dengan NPV positif akan menguntungkan, dan investasi dengan NPV negatif akan merugikan. Konsep ini adalah dasar untuk Net Present Value. Hanya investasi dengan nilai NPV positif yang harus dipertimbangkan.

Untuk lebih memahami tentang bagaimana cara menghitung NPV Kami sarankan anda untuk mempelajari lebih lengkap di situs Investopedia.com

ARTIKEL TERKAIT

Cara Menghitung KDB dan KLB Bangunan

Crowdfunding Indonesia, Cara Cerdas Mecari Sumber Dana

net present value

Contoh Kasus Net Present Value (NPV)

Jumlah uang yang Anda miliki saat ini lebih bernilai dari pada jumlah uang yang sama Anda miliki di masa yang akan datang karena alasan inflasi dan pendapatan dari investasi alternatif yang Anda miliki. Dengan kata lain, seratus ribu rupiah yang diperoleh di yang akan datang tidak akan bernilai seperti apa yang Anda miliki saat ini.

Misalnya, asumsikan bahwa saya saat ini meliliki uang 10 juta dan saya punya kesempatan untuk membayar sebuah barang dengan jangka waktu 1 tahun. Saya bisa memilih membayar sekarang Rp 10 Juta atau Rp 11 Juta untuk 12 bulan kemudian. Seorang investor yang benar tidak akan mau menunda pembayaran. Bagi sebagian orang uang tambahan 1 juta itu mungkin sangat berharga dan kenapa tidak di ambil kesempatan ini. Dia bisa memutarkan uang tersebut ke berbagai macam transaksi. Tetapi bagi sebagian orang uang Rp 1 juta juga sangat berharga ketika dia bayar saat ini dan barang yang dia beli bisa menghasilkan untung yang sama ketika dia jual beberapa waktu kemudian.

Sebut saja misalnya di bulan ke 24 dia bisa menjual dengan harga 14juta. Sebagai seorang investor, tentu akan lebih untung jika dia membayar dengan jumlah 10 juta saat ini sehingga di bulan ke 24 dia bisa menerima keuntungan penuh sebesar 4 juta rupiah. Akan tetapi bagi sebagian orang, lebih baik membayar belakangan meskipun untung sedikit tidak masalah selama uang yang di keluarkan untuk membeli investasi tersebut tidak keluar dari kantong pribadinya. Sehingga di bulan ke 24 dia hanya menerima untung sebesar 3 juta rupiah.

Contoh Soal Menghitung NPV

Misalnya sebuah perusahaan ingin berinvestasi di sebuah perusahaan baru dengan membeli peralatan yang akan menelan biaya sekitar Rp 150.000.000 dan dengan bunga pinjaman sebesar 12% pertahun Perusahaan berharap dapat menghasilkan Rp 50.000.000 per tahun selama 5 tahun. Perusahaan memiliki modal yang cukup untuk membeli peralatan tersebut, dan juga tersedia opsi pinjaman dengan bungan 12% pertahun. Sebagai alternatif lain perusahaan dapat menginvestasikan uangnya di pasar modal dengan ROI sebesar 8% per tahun. Management beranggapan bahwa membeli peralatan ataupun berinvestasi di pasar saham sama sama memiliki resiko. Apakah rencana investasi pembelian mesin produksi ini dapat dilanjutkan?

Diketahui :

Ct = Rp. 50 juta C0 = Rp. 150 juta r = 12% (0,12)

NPV = (C1/1+r) + (C2/(1+r)2) + (C3/(1+r)3) + (C3/(1+r)4) + (Ct/(1+r)t) – C0

NPV = ((50/1+0,12) + (50/1+0,12)2 + (50/1+0,12)3 + (50/1+0,12)4 + (50/1+0,12)5) – 150

NPV = (44,64 + 39,86 + 35,59 + 31,78 + 28,37) – 150

NPV = 180,24 – 150

NPV = 30,24

Jadi nilai NPV-nya adalah sebesar Rp. 30,24 juta.

Penulis
Julizar SCF
President Director Seedfund.id
Artikel relevan